PALESTINOW.COM — Sejak awal Trump terpilih sebagai presiden AS, niat untuk menghapuskan Palestina sudah ada. Dukungan penuh untuk Israel, dengan langkah awal mendeklarasikan Jerusalem (Al-Quds) sebagai ibukota Israel, meski ditentang di seluruh dunia,bahkan di forum PBB hanya mendapat 8 suara, tapi tak menghentikan langkah jahatnya. Mei 2017 Trump mengumumkan pemindahan kedubes AS di Israel ke Jerusalem. Seluruh dunia turun ke jalan, menentang,mengecam, tapi sayangnya tidak berdampak apapun.
Disusul setelahnya, wacana Kesepakatan Abad Ini (Deal of the Century) mulai digencarkan. Lagi-lagi, seluruh dunia menentang, mengecam. Tak sedikit dana yang digelontorkan AS, untuk “membeli” Palestina dan membuat negara berjudul Israel Raya, yang akan mencaplok sebagian besar wilayah Palestina saat ini serta Dataran Tinggi Golan milik Suriah.
Yang menyakitkan adalah, normalisasi negara-negara Arab terhadap Israel.
Dengan tangan terbuka dan senyum yang terkembang, para pemimpin Arab menyambut Kushner, yang datang membawa proposal “perdamaian” dan tentu saja UANG.
Konferensi di Bahrain adalah hal memalukan, dimana penjajah duduk bersama para pemimpin yang seharusnya berdiri bersama yang terjajah.
Dengan iming-iming uang, penjanjian, dan lain sebagainya, para pemimpin Arab dengan mudahnya melupakan saudara mereka yang terzalimi selama 71 tahun lamanya. Kembali menyakiti hati mereka dengan berhubungan mesra dengan penjajah. Tak peduli dengan Gaza yang saat ini kian terpuruk dalam lubang penderitaan,berjuang sendiri dengan darah dan keringat mereka. Tak ada pembelaan saat mereka dibombardir, tak ada airmata saat al-Aqsa dinista. Bangsa Palestina berjuang sendirian mempertahankan bumi anbiyya, dalam segala keterbatasan, hanya Allah yang bersama mereka.
Wahai pemimpin dunia, akan tiba masanya dimana kalian dituntut pertanggungjawaban oleh sang pemilik segalanya, Allah SWT. (ELF)