GAZA, PALESTINOW.COM — Faksi-faksi Palestina, Hamas, Fatah, Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP) mengutuk ‘normalisasi’ hubungan antara Uni Emirat Arab (UEA) dan penjajah Israel. Kecaman dikeluarkan setelah UEA untuk kedua kalinya mengirim bantuan Palestina melalui wilayah penjajah Israel.
“Kami mengutuk kelanjutan UEA atas kejahatan normalisasi dengan entitas Zionis,” kata PFLP dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Anadolu, Kamis, 11 Juni 2020.
“Meningkatnya langkah normalisasi, termasuk melakukan penerbangan langsung adalah cerminan dari penikaman perjuangan Palestina dan pengorbanan rakyat kami dan bangsa Arab,” jelasnya.
“PFLP menekankan bahwa UEA, melalui gerakan publik dan non-publik yang berkelanjutan yang bertujuan untuk membina hubungan yang lebih dekat dengan Israel, ingin menekankan bahwa mereka adalah ayah baptis normalisasi dengan entitas Zionis serta pelaksanaan kebijakan Zionis dan Amerika Serikat di wilayah Arab,” imbuh pihak PFLP.
Hamas menolak kesepakatan yang diperantarai AS yang membangun hubungan formal antara penjajah Israel dan UEA sebagai imbalan atas penjajah Israel yang menunda rencananya untuk mencaplok tanah di Tepi Barat yang diduduki, dengan mengatakan itu tidak melayani kepentingan Palestina.
“Perjanjian ini sama sekali tidak melayani kepentingan Palestina, melainkan melayani narasi Zionis. Perjanjian ini mendorong pendudukan [oleh Israel] untuk melanjutkan penyangkalan terhadap hak-hak rakyat Palestina, dan bahkan melanjutkan kejahatannya terhadap rakyat kami,” kata juru bicara Hamas Hazem Qassem dalam sebuah pernyataan.
“Apa yang dibutuhkan adalah mendukung perjuangan sah rakyat kami melawan pendudukan dan tidak membuat kesepakatan dengan penjajah ini, dan aneksasi apa pun yang akan kami hadapi oleh konfrontasi Palestina yang didukung oleh orang Arab dan internasional, dan bukan dengan menandatangani perjanjian normalisasi. dengan mereka [Israel]. ”
Pada Selasa malam, sebuah pesawat Emirates mendarat di Bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv untuk kedua kalinya dalam sebulan dengan penerbangan langsung dari Abu Dhabi.
Dalam kedua kasus tersebut, pesawat dilaporkan membawa bantuan medis untuk warga Palestina. Menurut Perusahaan Penyiaran Israel, perjalanan itu dikoordinasikan melalui Kementerian Luar Negeri Israel.
Otoritas Palestina menolak kedua pesawat itu, dengan alasan kurangnya koordinasi.
“Kami tidak mengetahui bantuan ini, dan kami telah mendengarnya dari media, dan itu tidak dikoordinasikan dengan kami,” Perdana Menteri Palestina Mohammad Shtayyeh mengatakan kepada wartawan Selasa.
UAE tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel, meskipun banyak laporan tentang kontak yang tidak ditentukan antara kedua negara.