YERUSALEM, PALESTINOW.COM – Pasukan Israel membunuh seorang pemuda Palestina autis meski perawatnya meminta para tentara tak menembaknya karena dia cacat.
Pemuda bernama Eyad Hallaq itu langsung ditembak dua kali di dadanya pada Sabtu (30/5) setelah dia lari dengan panik setelah mendengar petugas Israel berteriak.
Perawatnya, Warda Abu Hadid, mencoba sekuat tenaga untuk memperingatkan para tentara bahwa Hallaq mengalami autis parah dan tidak paham. Namun peringatan itu tak diindahkan para tentara Israel.
BACA JUGA : Wafaa Aludaini, Jurnalis Wanita Gaza di Garis Depan
Warda berulang kali berteriak, “Dia cacat, cacat! Tunggu sebentar, lihat kartu identitasnya, periksa kartu identitasnya.”
“Tiba-tiba mereka menembak tiga peluru padanya, di depan mata saya, Jangan tembak dia. Mereka tidak mendengarkan, mereka tidak mau mendengar,” papar Warda.
Hallaq didiagnosa autism sejak dia kecil dan memiliki masalah komunikasi dengan orang lain.
Sepupunya, Dr Hatem Awiwi menjelaskan, “Dia tidak tahu berbagai hal. Dia tidak tahu ada pihak lain. Dia tidak tahu apa tentara itu atau apa senjata itu. Dia melihat orang asing dan lari dan kemudian mereka menembak dia.”
Hallaq memiliki dokumentasi khusus dari pusat rehabilitasi yang dia ikuti selama enam tahun yang menjelaskan kondisinya sehingga dia dapat membuktikan kondisinya pada tentara Israel karena dia tak bisa menjelaskan sendiri kondisinya.
BACA JUGA : Palestina: AS tak Bisa Lagi Jadi Mediator Perdamaian
Meski Menteri Pertahanan Israel Benny Gantz menyatakan minta maaf dan akan menyelidiki masalah itu, organisasi hak asasi manusia B’Tselem ragu akan ada
Dibandingkan dengan pembunuhan warga kulit hitam Amerika Serikat George Floyd oleh polisi, dengan kematian Hallaq pun beredar luas di media sosial.
Foto-foto warga Palestina yang lehernya dicekik oleh para tentara Israel juga beredar luas di media sosial, bertepatan dengan kerusuhan di AS terkait kematian Floyd. (Sindonews/Palestinow)