KAIRO, PALESTINOW.COM – Liga Arab menolak rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang kontroversial terkait situasi di Timur Tengah-antara Israel dan Palestina. Kumpulan bangsa Arab itu menyatakan rencana Trump tidak memberikan keadilan bagi rakyat Palestina.
Seperti dilansir AFP, lewat pertanyataan bersamanya, para pemimpin negara Arab juga bersumpah, “Tak akan … bekerja sama dengan administrasi AS untuk mengimplementasikan rencana ini.”
Baca juga: Palestina Putuskan Hubungan dengan AS dan Israel, Perjanjian Damai Timur Tengah di Ujung Tanduk
Pertemuan Liga Arab itu digelar di Kairo, Mesir. Sejumlah perwakilan negara Arab yang hadir di antaranya dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Mereka menegaskan tetap berpegang pada solusi dua negara bahwa batas negara Palestina adalah sebelum Perang Enam Hari pada 1967-ketika Israel mencaplok Tepi Barat dan Gaza-dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.
Sementara itu di tempat yang sama, Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan pemotongan semua hubungan dengan Israel dan AS. Hal itu diputuskan menyikapi rencana kontroversial Trump.
“Kami beritahu kepada Anda bahwa tak akan ada lagi hubungan dengan Anda (Israel) dan Amerika Serikat, termasuk kerja sama keamanan,” kata Abbas dalam pertemuan Liga Arab di Kairo, Mesir, Sabtu (1/2).
Abbas menegaskan rencana yang disampaikan Trump untuk perdamaian Timur Tengah itu justru melanggar kesepakatan Oslo pada 1993 silam antara Israel dan Palestina.
Baca juga: Semangat Juang Perintis Rumah Sakit Indonesia di Gaza Tak Akan Padam Meski Sudah Tiada
Abbas menegaskan Palestina akan maju terus memperjuangkan hak lewat jalan yang sah dan secara damai.
Sebelumnya, Trump melontarkan rencananya terkait kawasan Timur Tengah. Hal tersebut disampaikan Trump usai menjamu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Washington DC, AS, Selasa (28/1).
Trump menyatakan Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota Israel sebagai bagian dari rencana perdamaian Timur Tengah. Sedangkan Palestina akan diberikan hak untuk mengelola Yerusalem Timur sebagai ibu kota jika diakui sebagai negara.
“Yerusalem akan tetap milik Israel sebagai ibu kota dan tidak bisa dipisahkan,” kata Trump seperti dilansir CNN.
Trump mengklaim usulnya menguntungkan Israel dan Palestina. Yakni dengan solusi dua negara yang menjadi jalan keluar untuk bangsa Palestina dan Israel.
“Rencana ini akan menambah wilayah Palestina sebanyak dua kali lipat, dan menjadikan Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. Amerika Serikat dengan bangga akan mendirikan kedutaan besar di sana,” ujar Trump.
Trump sudah mengajukan usul peta perdamaian Israel-Palestina sejak 2017. Saat itu dia menyatakan Yerusalem adalah ibu kota Israel dan membuka kedutaan besar di sana. Akan tetapi, Presiden Palestina Mahmud Abbas tetap menolak usul tersebut.
Trump juga menyatakan mengakui pendudukan Israel di wilayah Judea dan Samaria, Tepi Barat, serta Lembah Yordania.
Atas rencana Trump tersebut, selain Liga Arab, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun mengecamnya. Pada Rabu (29/1) lalu, seperti dilansir CNN Turki, Erdogan menganggap rencana Trump itu dinilai lebih memihak Israel daripada Palestina itu ‘benar-benar tidak dapat diterima”. Menurut dia, rencana Trump tersebut tidak memberikan solusi apalagi perdamaian.
CNN | PALESTINOW.COM