NEW YORK, PALESTINOW.COM – Presiden terpilih Joe Biden mendapat lampu hijau dari Administrasi Pelayanan Publik, General Services Administration (GSA) AS untuk memulai proses transisi pemerintahan baru ke Gedung Putih, hal tersebut menyusul beberapa saat setelah Biden mengumumkan kemenangannya di Michigan. Sementara itu menurut Presiden Donald Trump hal tersebut ia perintahkan untuk kepentingan Amerika Serikat.
GSA AS telah menyampaikan kepada Biden bahwa transisi pemerintahan secara resmi sudah bisa dimulai, sebelum pelantikannya tanggal 20 Januari 2021 akan datang.
Seperti dikutip Aljazeera.net dari CNN bahwa seorang pejabat Staf Senior Gedung Putih Mark Meadows telah menyerahkan salinan surat dari GSA AS kepada Beiden yang menyampaikan bahwa ia sudah bisa memulai proses transisi.
Sebelumnya, Presiden Donald Trump dalam cuitannya mengatakan walaupun yakin dengan kemenangannya, namun demi kemaslahatan Amerika Serikat ia telah memerintahkan Kepala GSA AS, Emily Murphy dan timnya untuk melakukan apa yang perlu dilakukan terkait dengan protokol utama. Isyarat mengakui kekalahannya dalam pemilu dan memerintahkan dimulainya proses transisi kekuasaan kepada presiden terpilih. Trump menambahkan ia juga memerintahkan timnya untuk melakukan hal yang sama.
Tanggapan Dingin Palestina
Berakhirnya Pemerintahan Donald Trump disambut dingin oleh Palestina. Presiden Palestina Mahmoud Abbas bahkan tidak memberikan komentar apapun, baik soal kekalahan Donald Trump maupun kemenangan Joe Biden di Pemilu AS.
Belum diketahui apakah respon yang dingin tersebut kelanjutan putus hubungan Palestina dan Amerika. Tiga tahun lalu, Abbas memutus kontak dengan Amerika karena merasa mereka terlalu pro-Israel. Menurut Hanan Ashrawi, anggota dari Palestine Liberation Organisation, sikap dingin itu karena Palestina tidak mau memasang ekspektasi tinggi terhadap Biden.
“Kami tidak mengharapkan perubahan ajaib. Yah, setidaknya, kami mengharapkan segala kebijakan Donald Trump yang berbahaya dihentikan,” ujar Hanan, dikutip dari kantor berita Reuters, Ahad, 8 November 2020.
Hanan menyinggung isu sengketa wilayah kedaulatan dengan Israel. Ia berharap kebijakan Amerika di isu itulah yang bisa berubah. Menurutnya, di bawah Joe Biden, Amerika harus mengubah arah kebijakannya dengan memandang hukum internasional dan keadilan, bukan kepentingan dengan Israel. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengharapkan perubahan yang sama.
Seperti beberapa kali diberitakan, dalam isu sengketa Israel-Palestina, Amerika di bawah kepemimpinan Donald Trump cenderung condong ke Israel. Hal itu mulai dari menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel hingga membantunya dalam normalisasi hubungan dengan negara-negara Arab.
Aljazeera.net | Tempo | Palestinow.com