PALESTINOW.COM — Gerakan BDS atau yang lebih dikenal dengan gerakan boikot israel saat ini memang sudah mendunia dan dilakukan oleh semua kalangan. Baik oleh kalangan biasa, akademisi, budayawan, aktivis, seniman, anggota parlemen bahkan presiden pun ikut dalam aksi gerakan ini.
Dan gerakan BDS ini tidak hanya berfokus pada produk-produk yang dikonsumsi sehari-hari. Melainkan juga secara akademik maupun budaya. Tak hanya itu, gerakan BDS ini juga merambah ke wilayah olahraga maupun kesenian. Maka tak heran bahwa Malaysia kemarin melarang atlet israel memasuki wilayah negaranya, Argentina membatalkan pertandingan sepakbola dengan israel, dan artis-artis yang ingin mengadakan konser di Tel Aviv pun banyak yang membatalkan pertunjukkan mereka.
Secara ekonomi, tentu saja israel merugi dengan adanya gerakan BDS. Banyak perusahaan, artis, klub sepakbola, maupun tokoh penting yang takut diboikot oleh pendukung Palestina dan BDS jika mereka berinteraksi dengan israel.
Israel tak ingin kalah, banyak hal yang mereka lakukan. Mulai dari melobi para pimpinan negara, yang menyebabkan gerakan BDS dicekal, melarang siapapun yang ikut gerakan BDS memasuki “wilayah” israel (padahal niatnya ingin mengunjungi Palestina bukan israel), hingga menggelontorkan dana besar-besaran untuk memerangi dan menumpas gerakan BDS.
Totalitas mereka tidak main-main dalam menumpas siapapun yang menentang israel. Lantas apakah hal itu menyurutkan para pendukung Palestina khususnya aktivis BDS? Tentu tidak. Ini adalah gerakan ummat, meski tidak berlandaskan agama tapi punya satu tujuan, membebaskan Palestina, menghancurkan perekonomian Israel. Tidak perlu menjadi umat Islam untuk mendukung Palestina, kamu hanya butuh rasa kemanusiaan.
Maka kita sebagai umat Islam, yang tinggal di negara yang memiliki komunitas Muslim terbesar di dunia, malah menjadi konsumen no.1 produk-produk Zionis dan pendukungnya.
Memang kelihatannya sulit untuk melepaskan produk-produk yang biasa dikonsumsi sehari-hari, harus menemukan pengganti, iya kalau cocok, kalau tidak? Tapi yakinlah, Allah tidak akan mempersulit hambaNya yang ingin melakukan kebaikan. Beralih ke produk-produk lokal akan meningkatkan ekonomi saudara-saudara kita. Tidak ada ruginya kita meningkatkan ekonomi sesama warga negara.
Jika ada yang mengatakan “percuma memboikot produk-produk tapi masih pakai facebook, twitter, whatsapp, dll”. Tidak ada yang percuma di hadapan Allah, lebih baik melakukan sedikit hal daripada tidak sama sekali, bukankah kebaikan kita yang sebesar biji sawi pun akan dicatat dan ditimbang amalnya oleh Allah?
Maka inilah saatnya kebangkitkan ummat, mungkin kita tidak bisa menyumbang banyak uang untuk Palestina, tapi dengan berhenti mengkonsumsi produk zionis dan pendukungnya, kita tak lagi berperan dalam pendanaan untuk israel. (Elf)