AL-QUDS, PALESTINOW.COM — Di bawah perlindungan polisi penjajah Israel, sekelompok pemukim Yahudi yang dipandu oleh anggota parlemen Knesset Israel Yehuda Glick memasuki kompleks Masjid suci Al-Aqsa di melalui Gerbang Al-Maghrebi dan melakukan ritual doa Yahudi, sebelum meninggalkan Masjid melalui Gerbang Al-Selselah.
Glick dilaporkan bahwa mengambil foto dengan sekelompok pemukim Yahudi yang menemaninya setelah ia melakukan ritualnya.
Serbuan Pemukin Yahudi ke Masjid Al-Aqsa
Pemukim Yahudi Israel menyerbu Kompleks Masjid Al-Aqsa setiap hari nya dan melakukan ritual Talmud di halaman Masjid, sementara tantara penjajah Israel membatasi akses untuk jamaah Muslim selama penyerbuan oleh Yahudi Israel.
Jumlah anggota Knesset Israel yang menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsa telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir setelah Perdana Menteri penjajah Israel, Benyamin Netanyahu mencabut larangan terhadap anggota Knesset yang mengunjungi situs suci Muslim.
Sumber media lokal melaporkan bahwa polisi Israel membuka gerbang bagi sedikitnya 36 pemukim yang masuk ke masjid dalam empat kelompok.
International Middle East Center mencatat bahwa pasukan intelijen penjajah Israel juga masuk ke kompleks masjid pada hari Senin.
Penangkapan Penjaga Masjid Al-Aqsa
Pasukan polisi Israel pada hari Selasa menangkap salah satu penjaga Masjid al-Aqsa dan mengizinkan puluhan pemukim Israel untuk menodai situs tersebut.
Pasukan polisi Israel menangkap Fadi Elyyan, seorang penjaga Masjid al-Aqsa, dan memindahkannya ke pusat penahanan dan interogasi terdekat.
Elyyan ditahan karena berdebat dengan para perwira penjajah Israel sebagai protes atas tindakan penjajah Israel yang sewenang-wenang untuk memindahkan kamar penjaga Masjid al-Aqsa ke tempat lain.
Israeli extremist Yehuda Klick performs dances at the Mughrabi Gate in Al-Aqsa, In coincidence with dozens of settlers breaking into the mosque courtyards.
That act will ignite the feelings of Muslims and is, in fact, a step backward in the efforts to achieve peace in the region. pic.twitter.com/gfQ88C61ql— Palestine Live (@pallive_en) December 10, 2019
Penjajah Israel menangkap pemimpin Gerakan Islam
Awal bulan ini, polisi Zionis Israel menangkap Muntaha Amara, keponakan Syekh Raed Salah, yang mengepalai Gerakan Islam di wilayah pendudukan Israel, ketika dia sedang melaksanakan sholat di depan Gerbang Al-Rahma di dalam kompleks Masjid Suci Al-Aqsa.
Sebuah video di media sosial menunjukkan bahwa Amara ditangkap saat ia sedang malaksanakan sholat di depan masjid Gerbang Al-Rahma di dalam masjid Al-Aqsa.
Petugas polisi Israel mengelilinginya dan mulai berbicara dengannya saat dia sedang sholat, sebelum mengganggu ibadah sholatnya dan kemudian menangkapnya. “Apa yang saya lakukan?” Tanya Amara. “Aku tidak pernah mengganggu siapa pun.”
Jamaah Muslim lain memprotes atas penangkapannya. “Kami tidak akan pernah menyerah [dan tunduk] dan kami tidak akan pernah hancur,” tegasnya. “Al Aqsa adalah untuk kami.”
Keponakan Syekh terkemuka telah ditangkap pada beberapa kesempatan oleh pasukan penjajah Israel saat berada di dalam Masjid Al-Aqsa. Amara juga telah dideportasi beberapa kali dan dilarang memasuki Kompleks Masjid Suci untuk periode yang berbeda.
Dalam sebuah pernyataan, Departemen Wakaf Agama Islam (Al-Awqaf Al-Islamiyah) di Al-Quds mengatakan bahwa polisi Israel menangkap Muntaha Amara dan seorang bocah lelaki yang bernama Majd Qabha. Keduanya berasal dari komunitas Arab di wilayah pendudukan Israel dan keduanya ditangkap saat melakukan sholat di kompleks Masjid Al Aqsa.
Gerbang Al-Rahma kembali dibuka
Para jamaah Muslim Palestina membuka kembali masjid Gerbang Al Rahma awal tahun ini. Sebelumnya Gerbang ditutup oleh otoritas pendudukan sekitar 15 tahun yang lalu.
Para pemukim dan pejabat penjajah Israel melewati Gerbang Al Rahma hampir setiap hari ketika mereka menyerbu Kompleks Masjid Al-Aqsa.
Penjajah Israel menduduki wilayah Al-quds Timur, di mana masjid Al-Aqsa berada, selama Perang Timur Tengah 1967. Penjajah Israel secara resmi mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibukota penjajah israel dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. (elf)