TEPI BARAT, PALESTINOW.COM – Menteri pertahanan Israel pada hari Rabu menyerukan untuk memperluas kedaulatan sepertiga dari Tepi Barat Palestina untuk permukiman Yahudi, mengutip pengumuman Presiden AS Donald Trump tentang rencana perdamaian Timur Tengah yang dicap apartheid oleh warga Palestina.
Pernyataan Menhan Naftali Bennett, membuat rakyat Palestina mengatakan bahwa rencana Trump telah memberi lampu hijau bagi Israel untuk secara resmi mencaplok permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki oleh Israel sejak Perang Timur Tengah 1967.
Baca juga: Agenda Perdamaian Trump dan Netanyahu Tamparan Bagi Palestina
Dikutip dari Reuters, 30 Januari 2020, rencana Trump membayangkan solusi dua negara dengan Israel dan negara Palestina yang dapat hidup berdampingan satu sama lain di masa depan, tetapi dengan kondisi ketat yang telah ditentang oleh warga Palestina.
Dia mengusulkan waktu empat tahun untuk pembentukan negara Palestina, namun Palestina pertama-tama harus setuju untuk menghentikan serangan oleh gerakan militan Islam Hamas yang mengendalikan Gaza.
Rencana itu juga memberikan pengakuan AS atas permukiman Tepi Barat Israel yang dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, dan kedaulatan Israel atas Lembah Yordan, serta negara Palestina yang di-demilitarisasi akan memenuhi persyaratan keamanan Israel.
Yerusalem akan menjadi ibu kota Israel yang tidak terbagi, kata Bennett, ketika Netanyahu masih di luar Israel setelah menghadiri presentasi di Washington, Bennett menguraikan interpretasi garis kerasnya tentang apa yang ditawarkan Gedung Putih kepada Israel.
“Tadi malam sejarah mengetuk pintu rumah kami dan memberi kami kesempatan satu kali untuk menerapkan hukum Israel di semua permukiman di Samaria, Yudea, Lembah Yordan, dan Laut Mati utara,” kata Bennett.
Dia telah memerintahkan sebuah tim untuk menerapkan hukum dan kedaulatan Israel di semua permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Tidak jelas apakah pemerintah sementara ini memiliki mandat hukum untuk melakukan langkah seperti itu setelah dua pemilihan yang tidak meyakinkan pada 2019. Bennett bersaing dengan Netanyahu untuk mendapatkan dukungan dari pemilih sayap kanan dalam pemilihan yang ditetapkan 2 Maret.
Netanyahu pada hari Rabu menegaskan kembali dukungannya untuk rencana Trump, mengatakan kepada televisi Fox: “Kami tidak akan bertentangan dengan cara apapun yang dikemukakan oleh presiden.”
Tetapi Amir Peretz, kepala Partai Buruh kiri Israel, mengatakan tidak ada rencana sepihak yang bisa berhasil. “Sekarang, lebih dari sebelumnya jelas bahwa kita membutuhkan kompas diplomatik,” katanya.
TEMPO | PALESTINOW.COM