AMMAN, PALESTINOW.COM — Raja Yordania Abdullah II dengan tegas mengatakan bahwa perdamaian Timur Tengah hanya terwujud jika Palestina menjadi negara berdaulat.
Hal itu disampaikannya kepada penasihat sekaligus menantu Presiden Amerika Serikat Donald Trump Jared Kushner saat memimpin delegasi AS ke Timur Tengah minggu ini.
Delegasi tersebut mencari dukungan untuk “lokakarya” ekonomi akhir Juni di Manama, Bahrain, di mana Kushner akan mengungkap rencana awal perdamaian Israel-Palestina yang ditunggu Trump.
Pernyataan Raja Abdullah itu menyusul rencana perdamaian Trump yang dia klaim sebagai “Kesepakatan Abad ini”, yang masih dirahasiakan, untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel.
Namun Raja Abdullah mengatakan bahwa Israel harus mundur dari tanah Palestina yang direbutnya di Tepi Barat, yang diduduki Israel pada perang 1967.
“Yang Mulia menekankan perlunya perdamaian yang komprehensif dan abadi yang didasarkan pada solusi dua negara,” kata pernyataan istana Yordania, dikutip dari Tempodari Al Jazeera, Kamis (30/5/2019).
Pernyataan tersebut mengarah ke pembentukan negara Palestina merdeka pada 4 Juni 1967 sejalan dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Sementara Gedung Putih diperkirakan akan mempresentasikan rencana lengkap penyelesaian konflik Palestina-Israel pada bulan depan dalam konferensi 25-26 Juni di Bahrain.
Palestina telah menolak rencana konferensi itu dan menyatakan bahwa mereka tidak akan menghadiri acara tersebut.
“Upaya mempromosikan normalisasi ekonomi pendudukan Israel atas Palestina akan ditolak,” kata Saeb Erekat, sekretaris jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).