JAKARTA, PALESTINOW.COM – Pemerintah Indonesia tetap berkomitmen untuk membantu Palestina. Selain membantu melalui jalur diplomasi agar Palestina menjadi negara berdaulat, Indonesia juga mengucurkan dana sepanjang tahun 2020 dengan total 2,5 juta dolar AS atau setara Rp36,7 miliar.
Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri, Febrian A Ruddyard mengatakan sebanyak US$1 juta atau setara Rp14,7 miliar di antaranya diberikan oleh Indonesia untuk penanganan pandemik COVID-19 di Palestina.
“Selain itu, ada komitmen senilai 1 juta dolar AS ke Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA). Dana itu dialokasikan untuk kemanusiaan dan penanganan COVID-19. Ada pula komitmen US$500 ribu melalui ICRC untuk bantuan kemanusiaan,” kata Febri ketika memberikan keterangan pers virtual pada Jumat (16/10/2020) di Jakarta.
Bantuan itu, ungkap Febri, disalurkan dalam rangka menanggapi krisis kemanusiaan berkepanjangan yang dihadapi oleh masyarakat Palestina. “Itu juga sebagai bentuk dukungan nyata Indonesia bagi rakyat Palestina,” tutur dia lagi.
Sedangkan, menurut Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kemlu, Rolliansyah Soemirat, Indonesia masih memiliki utang yang belum dilunasi yakni memastikan Palestina menjadi negara yang berdaulat penuh. Utang itu sudah ada sejak dinyatakan dalam Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung tahun 1955 lalu.
Apa strategi Indonesia untuk terus membantu agar Palestina bisa menjadi negara yang berdaulat penuh? Apalagi saat ini posisi Palestina semakin terancam ketika Donald J Trump memimpin sebagai Presiden Amerika Serikat.
Indonesia dorong dunia internasional protes ketika melihat Israel mencaplok wilayah Palestina
Diplomat senior yang akrab disapa Roy itu mengatakan Indonesia selalu mengingatkan di forum Dewan Keamanan PBB bahwa perdamaian baru bisa diwujudkan bila pangkal permasalahannya diatasi. Bila perdamaian hanya diwujudkan dari pinggir atau melibatkan negara di luar dari krisis, itu bukan perdamaian sama sekali.
Ia mengatakan Indonesia prihatin karena Israel kini secara diam-diam mencaplok teritori Palestian lalu membangunan pemukiman di sana. Oleh sebab itu, ia mengajak dunia internasional untuk selalu bersuara.
“Ini harus dijaga bersama, sebab bila tidak maka bisa hilang (peluang damai bagi Palestina),” kata Roy di forum diskusi virtual yang sama.
Saat ini, dua faksi yang sempat berbeda pendapat mengenai damai di Palestina sudah terlihat lebih kompak. Hal itu, ujar Roy, memudahkan bagi Indonesia untuk membantu Palestina memperoleh hak berdaulatnya di forum internasional.
Sedangkan, dalam pandangan pejabat berwenang Palestina, sampai kapan pun Israel tidak akan membatalkan rencana untuk mencaplok wilayah mereka secara ilegal. Meski itu yang dijadikan alasan oleh Uni Emirat Arab (UEA) untuk membuka hubungan diplomatik dengan Israel.
“Kami telah memperingatkan berulang kali bahwa (PM) Netanyahu tidak membatalkan rencana aneksasi. Pernyataan (PM) Netanyahu membuktikan bahwa ia dan pemerintahan AS tetap berkukuh untuk melanjutkan rencana berbahaya itu,” ujar pejabat berwenang Palestina itu. (IDTIMES/Palestinow)