GAZA, PALESTINOW.COM — Tabayyun yang dilakukan Syaikh Bilal adalah respon kepedulian atas apa yang terjadi pada ummat. Tabayyun tsb dilakukan karena adanya sesuatu yang dianggap sebagai sebuah kesalahan oleh kaum muslimin. Dan kita ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, mengapa Hamas sampai melakukan kesalahan tsb. Apa alasan yang mendasarinya. Dan dalam pandangan saya yang faqir ilmu ini, Syaikh Bilal adalah salah seorang yang tepat untuk ditanyai hal ini. Beliau adalah salah seorang ‘Ulama Qira’at dari Gaza, Palestina.
Hal ini kita tempuh sebagai bagian dari kecintaan kepada Islam, mujahidin dan kaum muslimin. Begitu banyak kontribusi dan fadhilah yang dilakukan oleh Hamas di Palestina dan juga para mujahidin di Suriah, yang tentu saja belum tentu bisa dilakukan oleh kebanyakan kita. Ketika para Mujahidin di Suriah kecewa dan marah karena Hamas mengeluarkan pernyataan yg terkesan mendukung Qasim Sulaimani, sang petinggi Syi’ah (Rafidhah) di Iran, maka kita ber-husnuzhan bahwa kekecewaan tsb adalah bentuk kecintaan kepada Islam. Karenanya tabayyun ini penting, agar kita bisa tau apa yang sebenarnya terjadi. Kita tidak membaca dari media, tapi langsung kepada salah satu sumber informasi.
Ketika saya tanyakan, Syaikh Bilal menjawab:
نحن المسلمين جميعا أهل السنة نفرح لمقتل قاسم سليماني لأنه قتل وشرد مئات الآلاف من المسلمين في العراق وسوريا وارتكب مذابح جماعية، لذلك نفرح ونسأل الله أن يحشره في جهنم مع المجرمين
“Kita semua kaum muslimin, ahlus sunnah, bergembira atas tewasnya Qasim Sulaimani, karena sesungguhnya dia telah membunuh dan mengusir ratusan ribu dari kaum muslimin di Iraq dan Suriah, serta melakukan pembantaian massal. Karena itu kami bersuka-cita dan meminta kepada Allah untuk memasukkannya kedalam neraka jahannam bersama para penjahat.”
لكن بالنسبة لموقف حركة حماس أنها نعت وترحمت على قاسم سليماني، لأن جميع الأنظمة والحكومات العربية والإسلامية تخلت عن دعم حماس والمقاومة في فلسطين بل وحاربتهم وبعضها قطع الأموال عنها، فلم يتبقى إلا إيران تدعم حماس بالسلاح بدون شروط أو تحكم في حماس، فلذلك تضطر حماس أنتقف مع إيران في مصيبتها وتعزيها فقط من باب السياسة والإعلام، لكن نعلم جيدا ما فعلته إيران وأذنابها بإخواننا المسلمين في العراق وسوريا واليمن، لن نغفر لهم ذلك.
“Tetapi untuk posisi Hamas, itu telah (menyatakan) berduka dan belas kasihan pada Qasim Sulaimani, karena semua rezim dan pemerintah Arab dan Islam telah meninggalkan dukungan untuk Hamas dan perlawanan di Palestina, dan bahkan telah melawan mereka, bahkan beberapa dari mereka telah memotong dana (donasi). Tidak ada yang tersisa kecuali Iran yang tetap mendukung Hamas dengan senjata tanpa syarat atau kendali atas Hamas. Oleh karena itu, Hamas dipaksa untuk berdiri dengan Iran dalam kemalangannya dan menghiburnya hanya dalam hal politik dan media. Tetapi kami tahu betul apa yang telah dilakukan Iran dan para pelanggarnya terhadap saudara-saudara Muslim kami di Irak, Suriah dan Yaman. Kami tidak akan pernah memaafkan mereka untuk itu.”
Dari keterangan diatas, kita bisa menyimpulkan bahwa pernyataan bela sungkawa itu merupakan mauqif siyasi, bukan mauqif syar’i. Pernyataan itu dilakukan berdasarkan faktor keterpaksaan, bukan keridhaan, sekaligus merupakan sindiran keras kepada para pejabat pemerintah Islam dan Arab yang berada didekat dengan Gaza/ Palestina, akibat ketidak-berpihakannya kepada Hamas dan perjuangan rakyat Palestina dari penjajahan Zionis. Adapun negara Timur Tengah terdekat yang secara resmi konsisten mendukung Hamas & rakyat Palestina sd. saat ini adalah Qatar. Dan kita tahu sendiri posisi Qatar saat ini sedang diboikot oleh negara2 Timur Tengah lainnya, hanya karena telah mendukung Hamas. Selain itu, tidak ada yang memberi dukungan senjata juga pelatihan militer, terkecuali Iran. Karena itu Hamas pun memanfaatkan peluang tsb dalam rangka mempertahankan diri.
Teringat dulu, setelah memberikan pelatihan militer dan senjata, pernah Iran meminta Hamas untuk membagi-bagikan tas sekolah bergambar Khomeini untuk anak2 Gaza dan hendak membuka cabang Garda Nasional Iran disana, tapi keinginan itu jelas ditolak oleh Hamas. Hal itu dilakukan karena Hamas tidak mau
memberi peluang ajaran Syi’ah (Rafidhah) berada disana. Dan sampai sekarang keinginan Iran tsb selalu ditolak Hamas. Kini dengan posisi diboikot Isr43l bertahun-tahun lamanya, dan tidak ada negara tetangga yang membantunya kecuali Qatar, juga negara jauh, yaitu: Indonesia, Malaysia, dan Turki, posisi Hamas dan rakyat Gaza masih sangat memprihatinkan.
Dan kondisi di Gaza berbeda dengan di Suriah. Pintu gerbang Rafah di Mesir sudah ditutup dan dijaga ketat oleh rezim Asisi, pasca kudeta terhadap pemerintahan sah DR. Mursi – rahimahullah – . Fakta itu mengatakan tidak memungkinkan masuknya bantuan senjata untuk Hamas dan rakyat Palestina, kecuali sekedar bantuan pangan/ kemanusiaan. Itupun setelah melalui pemeriksaan yang extra ketat melalui Rafah. Sedangkan di Suriah, daerah perbatasan dibuka lebar-lebar oleh Turki dibawah pemerintahan Erdogan. Selain bantuan pangan, asupan senjata untuk para mujahidin Suriah pun lebih mudah dikondisikan. Hamas merana. Hanya mengandalkan orang-orang sendiri dan senjata yang pernah diberikan oleh Iran, serta mengembangkan kemampuan militernya sendiri. Mungkin faktor itulah yang membuat Hamas terpaksa melakukan ucapan bela sungkawa tsb.
Namun adalah sebuah kesalahan jika kemudian upaya tabayyun tsb dikategorikan sebagai suatu sikap pengkultusan kepada Hamas. Na’uudzubillah. Ini cara berpikir yang aneh dan tdk ada kaitannya dengan me-ma’shumkan seseorang/ kelompok. Karena yang berhak di ma’shumkan itu hanyalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang mulia. Tuduhan yang tidak berdasar tsb boleh jadi juga berasal dari kekotoran hati atau keringnya ruhiyah berupa hasad, su’uzhan, atau kibr yang dimiliki, akibat lemahnya tazkiyatun nafsi kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Ilmu adalah karunia dan titipan Ilahi, yang dengannya diharapkan bisa menjadi pembawa cahaya tauhid ditengah ummat, dan bukan untuk merasa diri menjadi jumawa dengan selalu merendahkan orang lain. Ingatlah selalu satu buah hadits shahih yang mengatakan bahwa orang ‘alim yang ingin dikenal manusia dengan ke’alimannya, bisa menyeretnya kedalam neraka. Na’uudzubillah.
Semoga Allah ‘Azza wa Jalla senantiasa memberikan taufiq-Nya kepada kita, menyatukan hati-hati para mujahidin fii sabiilillah, para ‘Ulama Rabbani, dan kaum muslimin yang shalih.
Allaahu A’lam wal Musta’aan.